Mansel. kasuari18-tniad.mil.id – Latihan Yuddhawastu Pramukha dan tradisi pembaretan merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari perjalanan hidup seorang Prajurit Infanteri. Kegiatan ini bertujuan memupuk jiwa korsa dan semangat kebersamaan diantara sesama warga Korps Infanteri serta merupakan salah satu upaya menumbuhkan nilai-nilai kejuangan para prajurit dalam rangka mengimplementasikan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjadi Prajurit Infanteri yang andal dan selalu berhasil dalam setiap medan penugasan.
Hal ini dikatakan Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Kodiklatad, Letjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H., M.Tr.(Han) dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Choirul Anam, SE, M.M. saat memimpin upacara Penutupan Latihan Yuddhawastu Pramukha dan Tradisi Pembaretan Siswa Dikjurta Abit Dikmata PK TNI AD Gel. I TA 2020 (OV) Kecabangan Infanteri TA. 2020, Rabu (20/1/2021) di pantai Abreso, Ransiki, Manokwari Selatan (Mansel) Papua Barat.
Semboyan ”Yuddhawastu Pramukha” mengandung arti sebagai pelaksana pertempuran terdepan dan menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran di darat, sekaligus guna pelaksanaan tugas pokok Infanteri dalam rangka mencari, mendekati, dan menghancurkan musuh.
Terkait itu, setiap Prajurit Infanteri harus mampu selalu menjaga dan memelihara kemampuan profesionalisme Prajurit Infanteri yang andal, sebagai kemampuan perorangan yang harus dipertanggungjawabkan, diantaranya mampu memelihara kebugaran fisiknya diatas kemampuan standar agar selalu siap setiap saat menjalani tugas dan mahir melakukan ‘gerakan perorangan’ dengan tangkas, dihadapkan pada ‘aspek medan’ di lapangan.
Selain itu, mahir bernavigasi dan bermanuver dihadapkan kepada taktik dan teknik bertempur, baik dalam hubungan perorangan, kelompok maupun satuan. Mahir menembak dan mengenali sasaran tembak dengan benar dan tepat. Juga mahir melakukan pertempuran perorangan, sebagai Prajurit Petarung.
Latihan Yuddhawastu Pramukha yang ditutup ini telah berlangsung selama 24 hari dan diikuti oleh 169 siswa Dikjurtaif. Hadir dalam acara yang diwarnai dengan pembacaan Ikrar Korps Infanteri oleh seorang perwakilan siswa tersebut, Wadan Rindam XVIII/Kasuari Kolonel Kav Jala Argananto beserta staf, Bupati Kabupaten Mansel Markus Waran, ST., M.Si., Dandim 1808/Mansel, Kapolres Mansel, serta para Kepala Distrik (Momiwaren, Ransiki, dan Oransbari). (Pendam XVIII/Ksr)